Featured

  • WikiLeaks, Ujian untuk Internet Sehat?

    SUNGGUH mendebarkan membaca rentetan berita terkait WikiLeaks. Bagaimana situs ini mengumumkan akan mempublikasikan 250 ribu dokumen rahasia, bagaimana pentolan WikiLeaks, Julian Assange diburu Interpol karena diduga melakukan pelecehan seksual, bagaimana Assange ditangkap polisi Inggris, dan bagaimana reaksi para hacker yang bersimpati pada Assange yang kemudian melakukan tindakan balas dendam [...]

    wikileaks" />" alt="" />
  • Karena Internet tak Pernah Lupa...

    BELUM lama ini aku menyaksikan tayangan film seri Criminal Minds berjudul Internet. Berkisah tentang bagaimana para agen FBI dari Behavioral Analysis Unit (BAU) yang mencoba mencari pembunuh berantai yang menjebak korban menggunakan situs jejaring sosial di internet. [...]

    internet" alt="" />
  • Bagi si Kaya, Penjara (Ternyata) Bisa Ditukar dengan Hotel

    BETAPA senangnya jadi orang kaya. Bisa membeli atau menyewa apa saja. Bahkan jika si kaya ini melakukan aksi kejahatan dan dijebloskan ke sel tahanan, lembaran rupiah bisa menukar pengapnya penjara dengan kebebasan sementara. [...]

    koruptor-bebas1" alt="" />
  • Pak Presiden, Air Mata Saja Tidak Cukup!!!

    PIDATO sang presiden yang tadinya lancar tiba-tiba tersendat. Dia terbata. Bola matanya berkaca. Sang presiden berusaha melanjutkan pidatonya. Namun suaranya terdengar tertahan. Dia pun minta maaf. Dan hadirin bertepuk tangan panjang. [...]

    menangis1" alt="" />
  • Ketimbang Alkohol Mending Perempuan?

    PELATIH Manchester City Roberto Mancini memberi tip menarik untuk para pemainnya yang ingin bersenang-senang usai melakoni pertandingan. Menurut Mancini, sebagaimana dilansir kompas, ketimbang mabuk-mabukan menenggak alkohol, mending pemainnya main perempuan!! Wow!! [...]

    minum-alkohol" alt="" />

Jumat, 26 Desember 2008

Sabar

1. Sabar Kunci Kecerdasan Emosi

Pendahuluan

Kecerdasan merupakan ciri keunggullan manusia dalam memahami ,

memutuskan dan mengantisipasi. Kecerdaasan seseorang sering tidak

dapat difahami seketika oleh orang kebanyakan , tetapi kemudian

menjadi kajian yang tak habis-habisnya setelah menjadi sejarah. Dalam

perspektip ini jarak antara orang cerdas dengan orang gila sebenarnya

sangat tipis, sehingga gagasan-gagasan orang cerdas sering dianggap

gagasan gila. Kecerdasan seseorang memungkinkannya memiliki jarak

pandang yang jauh, dua, tiga atau lebih dimensi, sementara orang

kebanyakan hanya mampu melihat satu atau maksimal dua dimensi.

Pada umumnya kecerdasan dihubungkan dengan akal (intelektuil), tetapi

kecerdasan intelektual ternyata belum menjamin ketepataan keputusan,

sehingga dewasa ini orang sudah mulai membicarakan tentang kecerdasan

yang lain, yaitu kecerdasan emosionil dan kecerdasaan spirituil.

Kecerdasan intelektuil diwujudkan dalam kemampuan berfikir. Menurut

Asfihani, fikiran adalah potensi yang dapat mengantar pengetahuan

sampai kepada obyek (quwwatun mudrikatun li al `ilmi ila al ma`lum),

sedangkan berfikir artinya menggunakan potensi itu sesuai dengan

kapasitas intelektualnya.

Dalam kehidupan, berfikir diperlukan untuk (a) memecahkan masalah

(problem solving), (b) mengambil keputusan (decision making) dan ©

melahirkan sesuatu yang baru (kreatifitas). Karena kecerdasan

merupakan keunggulan maka hal itu dapat diukur kualitasnya, antara

lain melaui metode yang digunakan (deduksi,induksi), atau dilihat

seberapa tingkat kreatifitasnya (metode berfikir kreatip). Metode

berfikir kreatip sering tidak bisa difahami orang lain, dan prosesnya

melalui tahapan-tahapan, dari (a) orientasi, (b) Preparasi, ©

Inkubasi, (d) Iluminasi dan (e) Verifikasi. Orang yang bisa berfikir

kreatip biasanya mempunyai ciri-ciri : (1) meemiliki kecerdasan

diatas rata-rata, (2) memiliki sifat terbuka dan (3) memiliki sifat

bebas, otonom dan percaya diri.

Jika kecerdasan intelektuil diwujudkan dalam berfikir, maka

kecerdasan emosi diwujudkan dalam merasa. Manusia memang makhluk yang

berfikir dan merasa. Emosi nampak dalam perubahan fisik yang

diakibatkan oleh peristiwa mental, seperti : muka merah (karena

malu), muka pucat, tubuh gemetar, terkencing (karena takut) otot

mengencang (karena marah) ,mata terpejam dan menangis (karena haru

atau gembira) dan sebagainya. Emosi adalah perubahan jasmani langsung

mengikuti persepsi mengenai kenyataan yang menggairahkan.

Dalam kehidupan, kita mengenal berbagai tipologi manusia dilihat dari

sudut ini, misalnya ada orang yang sangat pemalu disamping yang tidak

tahu malu, yang penakut, disamping yang pemberani, yang sangat perasa

disamping yang sudah mati rasa atau tidak berperasaan, yang pemarah

disamping yang penyabar. dan sebagainya. Jika kecerdasan intelektual

bisa diasah, demikian juga kecerdasan emosi dapat dirangsang.

Kecerdasan emosi ditandai dengan kemampuan pengendalian emosi ketika

menghadapi kenyataan yang menggairahkan (menyenangkan, menakutkan,

menjengkelkan, memilukan dsb). Kemampuan pengendalian emosi itulah

yang disebut sabar, atau sabar merupakan kunci kecerdasan emosional.

Adapun kecerdasan spirituil merupakan kualitas kehidupan ruhaniah

seseorang dimana seseorang dimungkinkan berkomunikasi secara

rohaniah, baik secara horizontal maupun vertikal. Memahami kecerdasan

spirituil akan mudah jika menggunakan paradigma tasauf.

Sabar : Kunci Kecerdasan Emosi (2)

Pengertian sabar adalah tabah hati tanpa mengeluh dalam menghadapi

godaan dan rintangan dalam jangka waktu tertentu dalam rangka

mencapai tujuan. Dalam agama, sabar merupakan satu diantara stasiun-

stasiun (maqamat) agama, dan satu anak tangga dari tangga seorang

salik dalam mendekatkan diri kepada Allah. Struktur maqamat agama

terdiri dari (1) Pengetahuan (ma`arif) yang dapat dimisalkan sebagai

pohon, (2) sikap (ahwal) yang dapat dimisalkan sebagai cabangnya, dan

(3) perbuatan (amal) yang dapat dimisalkan sebagai buahnya. Seseorang

bisa bersabar jika dalam dirinya sudah terstruktur maqamat itu. Sabar

bisa bersifat fisik, bisa juga bersifat psikis.

Karena sabar bermakna kemampuan mengendalikan emosi, maka nama sabar

berbeda-beda tergantung obyeknya.

1. Ketabahan menghadaapi musibah, disebut sabar, kebalikannya adalah

gelisah (jaza`) dan keluh kesah (hala`)

2. Kesabaran menghadapi godaan hidup nikmat disebut, mampu menahan

diiri (dlobth an Nafs), kebalikannya adalah tidak tahanan (bathar).

3. Kesabaran dalam peperangan disebut pemberani, kebalikannya disebut

pengecut

4. Kesabaran dalam menahan marah disebut santun (hilm), kebalikannya

disebut pemarah (tazammur)

5. Sabar dalam menghadapi bencana yang mencekam disebut lapang dada,

kebalikannya disebut sempit dadanya.

6. Sabar dalam mendengar gossip disebut mampu menyembunyyikan rahasia

(katum).

7. Sabar terhadap kemewahan disebut zuhud, kebalikannya disebut

serakah, loba (al hirsh).

8. Sabar dalam menerima yang sedikit disebut kaya hati (qana`ah),

kebalikannya disebut tamak, rakus (syarahun)

Sabar : Kunci Kecerdasan Emosi (3)

Rangking Sabar


Ada tiga tingkatan orang sabar :

1. Orang yang dapat menekan habis dorongan hawa nafsu hingga tidak

ada perlawanan sedikitppun, dan orang itu bersabar secara konstan.

Mereka adalah orang yang sudah mencapai tingkat shiddiqin.

2. Orang yang tunduk total kepada dorongan hawa nafsunya sehingga

motivasi agama sama sekali tidak dapat muncul. Mereka termasuk

kategori orang-orang yang lalai (al ghofilun).

3. Orang yang senantiasa dalam konflik antara dorongan hawa nafsu

dengan dorongan keberagamaan. Mereka adalah orang yang

mencampuradukkan kebenaran dengan kesalahan.

Secara ppsikologis, tingkatan orang sabar dapat dibagi menjadi tiga,

yaitu :

1. Orang yang sanggup meninggalkan dorongan syahwat. Mereka termasuk

kategori orang-orang yang bertaubat (at Taibin).

2. Orang yang ridla (senang/puas) menerima apapun yang ia terima

dari Tuhan, mereka termasuk kategori zahid.

3. Orang yang mencintai apapun yang diperbuat Tuhan untuk dirinya,

mereka termasuk kategori shidddiqin.

Sabar : Kunci Kecerdasan Emosi (4)

Hukum sabar.

Meski sabar itu konotasinyya positip, tetapi belum tentu tepat. Oleh

karena itu hukum sabar terbagi tiga, yaitu wajib, sunnat dan makruh.

Menyaksikan anggauta keluarganya terlibat maksiat misalnya, bersabar

dalam arti tabah hati tanpa mengeluh adalah makruh, tetapi sabar

ketika selalu gagal dalam berusaha memperbaiki mereka adalah wajib.

Kembali kepada pengertian sabar : tabah hati tanpa mengeluh dalam

menghadapi rintangan dalam jangka waktu tertentu dalam rangka

mencapai tujuan, maka kunci kesabaran adalah kesadaarn atas tujuaan

yang ingin dicapai. Orang yang lupa tujuan biasanya tidak mampu

mengendalikan emosi ketika menghadapi keadaan yang tidak mengenakkan.

Tetapi sabar juga ada batasnya, oleh karena itu kesabaran harus

selalu dievaluasi secara dinamis. Kesabaran juga biasanya berhubungan

erat dengan perasaan syukur. Artinya orang yang pandai berterima

kasih biasanya ia penyabar, sedangkan orang yang tidak mengerti

berterima kasih (kufr ni`mat) biasanya emosinya mudah digelitik.

Dalam usaha problem solving menyangkut berbagai urusan kehidupan,

sabar merupakan kekuatan yang sangat besar dan efektip. Oleh karena

itu al Qur’an secara jelas mengingatkan agar dalam upaya memohon

pertolongan kepada Tuhan, jangan lupa membangun infrastruktur

psikologinya yang terdiri dari kesabaran dan doa (salat). Ya

ayyuhalladzina amanu ista`inu bis sobri was salat, innalloha ma`a as

sobirin (Q/2:153).

dikutip dari milis DT postingan dari :

agussyafii



2. Sabar Keajaiban seseorang mukmin




Dari Suhaib r.a., bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Sungguh menakjubkan perkaranya orang yang beriman, karena segala urusannya adalah baik baginya. Dan hal yang demikian itu tidak akan terdapat kecuali hanya pada orang mukmin; yaitu jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang terbaik untuknya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya.” (HR. Muslim)

Sekilas Tentang Hadits :

Hadits ini merupakan hadits shahih dengan sanad sebagaimana di atas, melalui jalur Tsabit dari Abdurrahman bin Abi Laila, dari Suhaib dari Rasulullah SAW, diriwayatkan oleh:

· Imam Muslim dalam Shahihnya, Kitab Al-Zuhud wa Al-Raqa’iq, Bab Al-Mu’min Amruhu Kulluhu Khair, hadits no 2999.

· Imam Ahmad bin Hambal dalam empat tempat dalam Musnadnya, yaitu hadits no 18455, 18360, 23406 & 23412.

· Diriwayatkan juga oleh Imam al-Darimi, dalam Sunannya, Kitab Al-Riqaq, Bab Al-Mu’min Yu’jaru Fi Kulli Syai’, hadits no 2777.

Makna Hadits Secara Umum

Setiap mukmin digambarkan oleh Rasulullah saw. sebagai orang yang memiliki pesona, yang digambarkan dengan istilah ‘ajaban’. Pesona berpangkal dari adanya positif thinking seorang mukmin. Ketika mendapatkan kebaikan, ia refleksikan dalam bentuk syukur terhadap Allah swt. Karena ia paham, hal tersebut merupakan anugerah Allah. Dan tidaklah Allah memberikan sesuatu kepadanya melainkan pasti sesuatu tersebut adalah positif baginya. Sebaliknya, jika ia mendapatkan suatu musibah, ia akan bersabar. Karena ia yakin, hal tersebut merupakan pemberian sekaligus cobaan bagi dirinya yang ada rahasia kebaikan di dalamnya. Sehingga refleksinya adalah dengan bersabar dan mengembalikan semuanya kepada Allah swt.

Urgensi Kesabaran

Kesabaran merupakan salah satu ciri mendasar orang yang bertaqwa. Bahkan sebagian ulama mengatakan bahwa kesabaran setengah keimanan. Sabar memiliki kaitan erat dengan keimanan: seperti kepala dengan jasadnya. Tidak ada keimanan yang tidak disertai kesabaran, sebagaimana tidak ada jasad yang tidak memiliki kepala. Oleh karena itu, Rasulullah saw. menggambarkan ciri dan keutamaan orang beriman sebagaimana hadits di atas.

Makna Sabar

Sabar merupakan istilah dari bahasa Arab dan sudah menjadi istilah bahasa Indonesia. Asal katanya adalah “shabara”, yang membentuk infinitif (masdar) menjadi “shabran“. Dari segi bahasa, sabar berarti menahan dan mencegah. Menguatkan makna seperti ini adalah firman Allah dalam Al-Qur’an: “Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (Al-Kahfi: 28)

Perintah bersabar pada ayat di atas adalah untuk menahan diri dari keingingan ‘keluar’ dari komunitas orang-orang yang menyeru Rabnya serta selalu mengharap keridhaan-Nya. Perintah sabar di atas sekaligus juga sebagai pencegahan dari keinginan manusia yang ingin bersama dengan orang-orang yang lalai dari mengingat Allah swt.

Sedangkan dari segi istilahnya, sabar adalah menahan diri dari sifat kegundahan dan rasa emosi, kemudian menahan lisan dari keluh kesah serta menahan anggota tubuh dari perbuatan yang tidak terarah.

Amru bin Usman mengatakan, bahwa sabar adalah keteguhan bersama Allah, menerima ujian dari-Nya dengan lapang dan tenang. Hal senada juga dikemukakan oleh Imam Al-Khawas, “Sabar adalah refleksi keteguhan untuk merealisasikan Al-Qur’an dan sunnah. Sehingga sabar tidak identik dengan kepasrahan dan ketidakmampuan. Rasulullah saw. memerintahkan umatnya untuk sabar ketika berjihad. Padahal jihad adalah memerangi musuh-musuh Allah, yang klimaksnya adalah menggunakan senjata (perang).”

Sabar Sebagaimana Digambarkan Dalam Al-Qur’an

Dalam Al-Qur’an banyak ayat yang berbicara mengenai kesabaran. Jika ditelusuri, terdapat 103 kali disebut dalam Al-Qur’an, baik berbentuk isim maupun fi’ilnya. Hal ini menunjukkan betapa kesabaran menjadi perhatian Allah swt.

1. Sabar merupakan perintah Allah. “Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah: 153). Ayat-ayat yang serupa Ali Imran: 200, An-Nahl: 127, Al-Anfal: 46, Yunus: 109, Hud: 115.

2. Larangan isti’jal (tergesa-gesa). “Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka…” (Al-Ahqaf: 35)

3. Pujian Allah bagi orang-orang yang sabar: “…dan orang-orang yang bersabar dalam kesulitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar imannya dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa.” (Al-Baqarah: 177)

4. Allah akan mencintai orang-orang yang sabar. “Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (Ali Imran: 146)

5. Kebersamaan Allah dengan orang-orang yang sabar. Artinya Allah senantiasa akan menyertai hamba-hamba-Nya yang sabar. “Dan bersabarlah kamu, karena sesungguhnya Allah itu beserta orang-orang yang sabar.” (Al-Anfal: 46)

6. Mendapatkan pahala surga dari Allah. (Ar-Ra’d: 23 - 24)

Kesabaran Sebagaimana Digambarkan Dalam Hadits

Sebagaimana dalam Al-Qur’an, dalam hadits banyak sekali sabda Rasulullah yang menggambarkan kesabaran. Dalam kitab Riyadhus Shalihin, Imam Nawawi mencantumkan 29 hadits yang bertemakan sabar. Secara garis besar:

1. Kesabaran merupakan “dhiya’ ” (cahaya yang amat terang). Karena dengan kesabaran inilah, seseorang akan mampu menyingkap kegelapan. Rasulullah mengungkapkan, “…dan kesabaran merupakan cahaya yang terang…” (HR. Muslim)

2. Kesabaran merupakan sesuatu yang perlu diusahakan dan dilatih secara optimal. Rasulullah pernah menggambarkan: “…barang siapa yang mensabar-sabarkan diri (berusaha untuk sabar), maka Allah akan menjadikannya seorang yang sabar…” (HR. Bukhari)

3. Kesabaran merupakan anugerah Allah yang paling baik. Rasulullah mengatakan, “…dan tidaklah seseorang itu diberi sesuatu yang lebih baik dan lebih lapang daripada kesabaran.” (Muttafaqun Alaih)

4. Kesabaran merupakan salah satu sifat sekaligus ciri orang mukmin, sebagaimana hadits yang terdapat pada muqadimah; “Sungguh menakjubkan perkara orang yang beriman, karena segala perkaranya adalah baik. Jika ia mendapatkan kenikmatan, ia bersyukur karena (ia mengatahui) bahwa hal tersebut adalah memang baik baginya. Dan jika ia tertimpa musibah atau kesulitan, ia bersabar karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut adalah baik baginya.” (HR. Muslim)

5. Seseorang yang sabar akan mendapatkan pahala surga. Dalam sebuah hadits digambarkan; Dari Anas bin Malik ra berkata, bahwa aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah berfirman, ‘Apabila Aku menguji hamba-Ku dengan kedua matanya, kemudian diabersabar, maka aku gantikan surga baginya’.” (HR. Bukhari)

6. Sabar merupakan sifat para nabi. Ibnu Mas’ud dalam sebuah riwayat pernah mengatakan: Dari Abdullan bin Mas’ud berkata”Seakan-akan aku memandang Rasulullah saw. menceritakan salah seorang nabi, yang dipukuli oleh kaumnya hingga berdarah, kemudia ia mengusap darah dari wajahnya seraya berkata, ‘Ya Allah ampunilah dosa kaumku, karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui.” (HR. Bukhari)

7. Kesabaran merupakan ciri orang yang kuat. Rasulullah pernah menggambarkan dalam sebuah hadits; Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah bersabda, “Orang yang kuat bukanlah yang pandai bergulat, namun orang yang kuat adalah orang yang memiliki jiwanya ketika marah.” (HR. Bukhari)

8. Kesabaran dapat menghapuskan dosa. Rasulullah menggambarkan dalam sebuah haditsnya; Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullan saw. bersabda, “Tidaklah seorang muslim mendapatkan kelelahan, sakit, kecemasan, kesedihan, mara bahaya dan juga kesusahan, hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan dosa-dosanya dengan hal tersebut.” (HR. Bukhari & Muslim)

9. Kesabaran merupakan suatu keharusan, dimana seseorang tidak boleh putus asa hingga ia menginginkan kematian. Sekiranya memang sudah sangat terpaksa hendaklah ia berdoa kepada Allah, agar Allah memberikan hal yang terbaik baginya; apakah kehidupan atau kematian. Rasulullah saw. mengatakan; Dari Anas bin Malik ra, bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Janganlah salah seorang diantara kalian mengangan-angankan datangnya kematian karena musibah yang menimpanya. Dan sekiranya ia memang harus mengharapkannya, hendaklah ia berdoa, ‘Ya Allah, teruskanlah hidupku ini sekiranya hidup itu lebih baik untukku. Dan wafatkanlah aku, sekiranya itu lebih baik bagiku.” (HR. Bukhari Muslim)

Bentuk-Bentuk Kesabaran

Para ulama membagi kesabaran menjadi tiga:

1. Sabar dalam ketaatan kepada Allah. Merealisasikan ketaatan kepada Allah, membutuhkan kesabaran, karena secara tabiatnya, jiwa manusia enggan untuk beribadah dan berbuat ketaatan. Ditinjau dari penyebabnya, terdapat tiga hal yang menyebabkan insan sulit untuk sabar. Pertama karena malas, seperti dalam melakukan ibadah shalat. Kedua karena bakhil (kikir), seperti menunaikan zakat dan infaq. Ketiga karena keduanya, (malas dan kikir), seperti haji dan jihad.

2. Sabar dalam meninggalkan kemaksiatan. Meninggalkan kemaksiatan juga membutuhkan kesabaran yang besar, terutama pada kemaksiatan yang sangat mudah untuk dilakukan, seperti ghibah (baca; ngerumpi), dusta, dan memandang sesuatu yang haram.

3. Sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan dari Allah, seperti mendapatkan musibah, baik yang bersifat materi ataupun inmateri; misalnya kehilangan harta dan kehilangan orang yang dicintai.

Kiat-kiat Untuk Meningkatkan Kesabaran

Ketidaksabaran (baca; isti’jal) merupakan salah satu penyakit hati, yang harus diterapi sejak dini. Karena hal ini memilki dampak negatif pada amal. Seperti hasil yang tidak maksimal, terjerumus kedalam kemaksiatan, enggan melaksanakan ibadah. Oleh karena itulah, diperlukan beberapa kiat guna meningkatkan kesabaran. Di antaranya:

1. Mengikhlaskan niat kepada Allah swt.

2. Memperbanyak tilawah (membaca) Al-Qur’an, baik pada pagi, siang, sore ataupun malam hari. Akan lebih optimal lagi manakala bacaan tersebut disertai perenungan dan pentadaburan.

3. Memperbanyak puasa sunnah. Puasa merupakan ibadah yang memang secara khusus dapat melatih kesabaran.

4. Mujahadatun nafs, yaitu sebuah usaha yang dilakukan insan untuk berusaha secara giat untuk mengalahkan nafsu yang cenderung suka pada hal-hal negatif, seperti malas, marah, dan kikir.

5. Mengingat-ingat kembali tujuan hidup di dunia. Karena hal ini akan memacu insan untuk beramal secara sempurna.

6. Perlu mengadakan latihan-latihan sabar secara pribadi. Seperti ketika sedang sendiri dalam rumah, hendaklah dilatih untuk beramal ibadah dari pada menyaksikan televisi, misalnya. Kemudian melatih diri untuk menyisihkan sebagian rezeki untuk infaq fi sabilillah.

7. Membaca-baca kisah-kisah kesabaran para sahabat, tabi’in maupun tokoh-tokoh Islam lainnya.

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Powered By Blogger